Tanaman Indonesia memiliki potensi sebagai obat HIV, akan tetapi uji secara skrining belum dilakukan, sehingga potensi obat yang ada pada tanaman Indonesia belum bisa di akui. Skrining merupakan suatu proses yang diawali dengan penentuan sitotoksisitas ekstrak terhadap kultur sel yang telah diinveksi HIV, hingga skrining terhadap fraksi ekstrak tanaman untuk diketahui mana yang memiliki aktivitas mantap sebagai anti-HIV.
Penilitan yang dilakukan terhadap kunyit menunjukan bahwa kunyit memiliki efek farmakologik seperti antitumor, aktivitas anti infeksi, anti-inflamasi dan dapat menghambat aktivitas enzim integrase HIV-1. Pada Lidah Buaya terdapat Acemannan, yang merupakan polisakarida asetilasi, bersifat antitumor, imunostimulan, dan antiviral. Sambiloto (andrographis paniculata) memiliki Diterpenoid lakton yang dapat menghambat pertumbuhan virus HIV-1 maupun virus HIV-2. Ekstrak meniran (phyllanthus niruri) bekerja sebagai anti-viral dan imunostimulator (perangsang imunitas) pada penderita HIV/AIDS. Ekstrak buah mengkudu (morinda citrifolia)sebagai antiinfeksi dan antikanker. Ekstrak Bratawali (tinospora cordifolia) menurunkan gejala yang terjadi pada infeksi HIV seperti mual, muntah, anoreksia dan lemah. Ekstrak jambu biji (psidium guajava) sebagai penghambat virus HIV dan meringankan efek samping penderita HIV, seperti diare.
4 Responded To This Post
semoga berguna
ternyata banyak juga kan sob...http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/4.gifhttp://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/4.gif
mari ramaikan blog ini:D
jangan lupa beri komentar;);)
Leave A Reply